Postingan

Agroforestry

Agroforestry atau bisa disebut Wanatani adalah merupakan bentuk pengelolaan sumber daya alam dengan memadukan kegiatan pengelolaan hutan (pohon kayu-kayuan) dengan komoditas tanaman jangka pendek pertanian. Pengelolaan wanatani memiliki model yang bervariasi dengan jenis komoditas pertanian dari pengelolaan beberapa jenis komoditas hingga yang kompleks dengan aneka jenis pertanian, peternakan dan bahkan perikanan.

Daerah Aliran Sungai (DAS)

Gambar
Definisi/Pengertian DAS Daerah Aliran Sungai (DAS) adalah suatu wilayah daratan yang merupakan satu kesatuan dengan sungai dan anak-anak sungainya, yang berfungsi menampung, menyimpan dan mengalirkan air yang berasal dari curah hujan ke danau atau ke laut secara alami, yang batas di darat merupakan pemisah tdaratan (PP No. 37 tentang Pengelolaan DAS, Pasal 1 topografis dan batas di laut sampai dengan daerah perairan yang masih terpengaruh aktivitas). Daerah Aliran Sungai (DAS) secara umum didefinisikan sebagai suatu hamparan wilayah/kawasan yang dibatasi oleh pembatas topografi (punggung bukit) yang berfungsi untuk menerima, mengumpulkan air hujan, sedimen, dan unsur hara serta mengalirkannya melalui anak-anak sungai dan keluar pada satu titik (outlet). Definisi DAS tersebut mengartikan bahwa seluruh permukaan daratan di bumi ini terbagi habis dalam DAS. Perubahan pemanfaatan sumberdaya alam yang tidak terkendali akan mempengaruhi fungsi dan keseimbangan lingkungan termasuk

Kategori Tingkat Pertumbuhan Pohon

Gambar
Kategori tingkat pertumbuhan pohon umunya di hutan hujan tropis. Tumbuhan bawah : merupakan tumbuhan tidak berpembuluh (tidak berkayu), umumnya berada di atas lantai hutan; Semai : anakan pohon yang memiliki tinggi kurang dari 150 cm; Pancang : anakan pohon dengan tinggi lebih dari 150 cm, tetapi memiliki diameter batang kurang dari 10 cm Tiang : pohon dengan ukuran diameter antara 10 cm dan 20 cm; Pohon : tumbuhan berkayu yang memiliki diameter lebih dari 20 cm. 1. Tumbuhan bawah 2. Tingkat Semai 3. Tingkat Pancang 4. Tingkat Tiang 5. Tingkat Pohon

Rehabilitasi Hutan dan Lahan (RHL)

Gambar
Definisi/Pengertian RHL Rehabilitasi Hutan dan Lahan yang selanjutnya disingkat RHL adalah upaya untuk memulihkan, mempertahankan dan meningkatkan fungsi hutan dan lahan sehingga daya dukung, produktivitas dan peranannya dalam mendukung sistem penyangga kehidupan tetap terjaga. Sasaran RHL RHL dilaksanakan pada Lahan Kritis yang berada di dalam dan di luar kawasan hutan berdasarkan Peta Lahan Kritis Nasional yang ditetapkan dengan Keputusan Menteri. Jenis RHL Vegetatif Reboisasi (di dalam kawasan hutan) Penghijauan (di luar kawasan hutan) Sipil Teknis Dam Pengendali Dam Penahan Terasering Cover crop dll Reboisasi adalah upaya penanaman jenis pohon hutan pada kawasan hutan rusak yang berupa lahan kosong, alang-alang atau semak belukar untuk mengembalikan fungsi hutan. Reboisasi dilakukan pada: Hutan Konservasi, kecuali Cagar Alam dan Zona Inti Taman Nasional; Hutan Lindung; atau Hutan Produksi. Dilaksanakan dengan cara:

Hasil Hutan Bukan Kayu (Non-Kayu) Budidaya Lebah Madu

Gambar
Latar Belakang Lebah Madu sebagai salah satu potensi hasil hutan bukan kayu yang belum termanfaatkan secara maksimal potensinya di Kalimantan Tengah; Lebah madu merupakan indikator baik atau tidaknya pengelolaan ekologi hutan; Manfaat lebah madu cukup luas baik secara ekologi maupun untuk memenuhi kebutuhan manusia. Manfaat Sosial Usaha Lebah Madu memberikan manfaat sosial bagi masyarakat, yaitu sebagai sumber penghidupan, objek penelitian dan pengembangan serta membuka peluang usaha bagi masyarakat tradisional, baik yang berada di dalam maupun yang berada di sekitar hutan; Melalui pembudidayaan lebah madu, akan dapat dimanfaatkan potensi alam yang tersedia dengan tanpa mengganggu lingkungan dan merugikan masyarakat. Lebah yang dibudidayakan dengan baik, tidak akan menganggu kehidupan masyarakat meskipun lebah memiliki kekuatan untuk menyengat apabila terganggu; Tanaman yang menjadi sasaran lebah madu tidak terganggu, justru malah meningkat hasil pembuahannya.

The Estimation of Carbon Stocks Above the Ground Vegetation on some Slope Classes in the Logged Over Areas IUPHHK PT. Indexim Utama Central Kalimantan

Gambar
Universitas Palangka Raya Fakultas Pertanian Jurusan Kehutanan 2012 Azlanta Maydio Pratama Putra Abstract            Forest ecosystems play an important role in mitigating climate change, which varied topography affects the growth of vegetation. For instance in the area managed by PT. Indexim Utama Central Kalimantan has varied topography thus it is necessary to study the composition and structure of vegetation and potential carbon stocks stored.             The research was conducted in the area of ​​primary forest and 2 years logged over area with slope of 0 – 8 % and 15 – 25 %. The object being observed is vegetation level of trees, poles, saplings, seedlings and understorey with an area of ​​2,56 ha. The location determined by purposive sampling method and data retrieval with a single swath.            The results showed that species found are 44 species of plants and 23 species of understorey. The estimation of carbon stocks of primary forest cover stands at

Pertumbuhan Pohon Berdasarkan Kelas Kelerengan

Gambar
Lereng dapat didefnisikan sebagai sudut yang dibentuk oleh permukaan dengan horizontal, dan menunjukkan hubungan dari permukaan tempat tumbuh terhadap horizontal. Efek penting dari lereng adalah terhadap pengaliran air di atas permukaan tanah dan drainase, dan melalui faktor-faktor kandungan air tanah. Efek penting lainnya adalah melalui pengeringan terhadap temperatur dan air dari permukaan tanah. Lereng merubah intensitas pengeringan dengan cara merubah sudut jatuh sinar matahari. Pembagian kelas lereng dapat diamati dalam Tabel. Tabel. Pembagian Kelas Lereng Lapangan Kedalaman tanah dan kandungan air berubah secara langsung dengan besarnya lereng. Besar kecilnya lereng dan pengaruhnya terhadap keadaan tanah adalah sebagai berikut :   Lereng-lereng kecil, kedalaman tanahnya sedang, suplai air biasanya banyak. Produksi dapat tinggi asalkan iklim baik. Lereng-lereng sedang, kedalaman tanah sedang, suplai air sedang. Tegakan-tegakan rapat dan produksi tinggi kalau i